Gangguan Keperibadian Ketergantungan | Dependent Personality Disorder

Sumber Artikel :
Gangguan kepribadian dependen (Dependent Personality Disorder adalah suatu kondisi karakteristik dimana individu sangat tergantung pada orang lain hingga individu tersebut patuh dan terikat erat perilakunya dan takut akan terpisah dengan orang itu. Perilaku ketergantungan dan kepatuhan muncul dari perasaan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah tanpa bantuan orang lain.

Dinyatakan sebagai gangguan bila perilaku-perilaku tersebut menjadi menetap dan sangat mengganggu dan menimbulkan distres. Gangguan kepribadian dependen haruslah dipisahkan (diperhatikan) antara anak-anak dan orang dewasa, pada anak mungkin saja perilaku ini masih dalam tahap perkembangan.

Individu dengan gangguan DPD merasa butuh pertolongan orang lain, mereka beranggapan bahwa sekelilingnya sangat tidak tidak bersahabat dengannya; pikiran-pikiran tersebut diciptakan sendiri. Mereka membutuhkan orang lain, teman dekat atau seseorang yang dapat membantunya dalam melakukan atau memberi dukungan secara langsung untuk mengerti dan memberikan arahan hal-hal yang perlu dilakukannya dengan demikian kecemasan yang dirasakannya dapat berkurang.

Individu dengan DPD terbatas pikiran negatif, persepsi dan hubungan interpersonal, sulit berpikir secara logis dan mereka cenderung untuk mempercayai segala sesuatunya berdasarkan pikirannya dan pengalamannya sendiri.

Faktor Penyebab
Gangguan kepribadian ini dimulai di awal masa dewasa. Pada dasarnya perilaku ketergantungan adalah hal yang lumrah terjadi pada masa kanak-kanak, namun demikian ketika anak tumbuh menjadi dewasa, perilaku tersebut tidak menjadi hilang. Akibatnya, perilaku ketergantungan tersebut tetap ada sampai menjelang masa dewasa yang kemudian membentuk gangguan kepribadian dependen. Faktor penyebab lainnya adalah sakit berkepanjangan dan kecemasan yang muncul dari perpisahan dengan orangtua, atau orang lain yang sangat dicintainya pada masa kanak-kanak

Simtom
  • Kesulitan dalam membuat keputusan setiap harinya tanpa adanya nasehat dan dihibur oleh orang lain.
  • Membutuhkan orang lain untuk memikul tanggungjawab pada sebagian besar dalam hidupnya.
  • Takut untuk menunjukkan ekspresi ketidaksetujuan terhadap orang lain dikarenakan takut kehilangan support dan persetujuan dari orang tersebut (tidak termasuk ketakutan nyata untuk balas jasa orang lain).
  • Sulit melakukan suatu pekerjaan tertentu tanpa bantuan orang lain (disebabkan rendahnya rasa percaya diri, kurangnya motivasi dan energi).
  • Membutuhkan orang lain yang memberikan dukungan atau teman ketika berpergian atau melakukan suatu pekerjaan yang tidak disukainya.
  • Perasaan tidak nyaman karena adanya perasaan takut yang dibesar-besarkan bahwa dirinya tidak mampu untuk mandiri.
  • Individu akan mencari teman baru yang peduli dan mendukungnya ketika hubungan dengan teman sebelumnya telah berakhir.
  • Perasaan tidak realistis karena takut ditinggal oleh orang lain.
Treatment

Individu dengan gangguan kepribadian DPD tidak dianjurkan untuk mendapatkan pengobatan medis farmakologi. Namun demikian, dokter akan menganjurkan pemakaian obat bila individu tersebut disertai gangguan kecemasan atau depresi. Penggunaan antidepressant dan benzodiazepines kadang memberikan kondisi yang baik pada individu. Beberapa jenis obat seperti imipramine (chlorpromazine) justru tidak memberikan hasil yang positif.

Dalam psikoterapi, treatment diberikan dengan tujuan agar individu dengan gangguan kepribadian dapat mencegah semakin memburuknya kondisi pasien, mengembalikan keseimbangan, mengurangi gejala-gejala yang muncul, mengembalikan kemampuan yang telah hilang, dan kemampuan adaptasi. Fokus utama dalam proses mengembalikan kemampuan adaptasi adalah individu mampu beradaptasi dengan lingkungannya.

Psikoterapi dapat dianggap berhasil bila :

- Individu mampu mempunyai komitmen sendiri.
- Menikmati hubungan keakraban dengan orang lain.
- Mampu menjadi anggota team, tanpa perlu adanya persaingan
- Mampu memberikan opini sendiri kepada orang lain.
- Penuh perhatian terhadap orang lain.
- Mampu untuk memperbaiki dirinya dari kritikan.

Group Therapy :
Terapi kelompok dianggap paling baik untuk menyembuhkan gangguan kepribadian DPD namun dalam beberapa kasus, beberapa individu membutuhkan waktu yang relatif lama. Dalam terapi ini hasil yang dapat diperoleh; individu lebih percaya diri, mampu berpendapat di tempat umum, dan dapat merasakan perasaan-perasaannya sendiri.

Cognitive Behavioral Therapy
Cognitive behavioral therapy (CBT), secara umum CBT membantu individu mengenal sikap dan perilaku yang tidak sehat, kepercayaan dan pikiran negatif dan mengembalikannya secara positif. Terapi ini juga diperkenalkan teknik relaksasi dan meditasi secara tepat. Terapi ini melatih individu mengontrol emosi negatif, melatih diri agar tidak tergantung pada orang lain dan pengambilan keputusan yang lebih konstruktif tanpa dipengaruhi oleh perasaan negatif.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes